Cerdik merupakan gabungan enam langkah jitu menjaga kesehatan di tengah cuaca ekstrim seperti saat ini. Enam langkah tersebut yakni Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stres.
Dwi menjelaskan, langkah cerdik ini dilakukan sebagai upaya menjaga kesehatan selama cuaca ekstrim di bulan ramadan. Langkah cerdik yang pertama adalah cek kesehatan secara berkala, ini sangat penting dilakukan masyarakat.
“Jangan hanya datang ke pelayanan kesehatan jika sudah sakit, tapi pengecekan kesehatan secara berkala ini sangat penting, terlebih yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, jantung, dan penyakit kronis lainnya,” jelas Dwi, Rabu (14/4).
Mengawali bulan Ramadan, masyarakat yang memiliki riwayat penyakit dapat mengecek kesehatan dan konsultasi pada dokter untuk mengatur pola minum obat dan pola diet yang tepat selama bulan puasa. “Sedangkan bagi yang tidak memiliki gangguan kesehatan, dapat melakukan cek kesehatan sederhana seperti cek berat badan, lingkar perut, tekanan darah,” ungkap Dwi.
Lalu langkah kedua, enyahkan asap rokok, momentum bulan puasa menjadikan seorang perokok bisa memanfaatkan untuk mengurangi menghisap rokoknya. “Lebih bagus lagi melalui bulan puasa, hal ini bisa menghentikan kebiasaan merokok dan seterusnya,” jelas Dwi.
Langkah ketiga, rajin aktivitas fisik, selama bulan puasa bukan menjadi penghalang kita untuk malas gerak (Mager) atau bermalas – malasan. Meskipun sedang berpuasa, aktivitas fisik harus tetap dilakukan. “Kita bisa melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat, seperti jalan santai atau bersepeda selama 30 menit saja sudah cukup,” ungkap Dwi.
Dwi menjelaskan, langkah keempat melalui diet gizi seimbang. Bulan puasa menjadi godaan tersendiri untuk bisa mengontrol makanan maupun minuman yang dikonsumsi. “Kebanyakan masyarakat banyak mengonsumsi gorengan dan minuman serba manis. Perlu diingat, jika mengonsumsi gula dan lemak berlebihan itu tidak baik bagi kesehatan, karena berisiko terhadap penyakit degenerative,” jelas Dwi.
Dwi menambahkan, perlunya mengontrol asupan gula dan lemak, mengonsumsi buah menjadi salah satu alternatif untuk berbuka puasa dibandingkan gorengan. Sedangkan tidak boleh dilewatkan juga untuk mengatur asupan air minum hingga memenuhi kebutuhan minimal 1,5 – 2 liter perhari, untuk mencegah tubuh dehidrasi. “Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dapat membagi porsi minum pada saat berbuka, sebelum tidur, dan pada saat sahur,” ungkapnya.
Perlunya istirahat cukup untuk menjaga kesehatan selama bulan puasa. Tidak dipungkiri bulan ramadan, banyak masyarakat bersemangat untuk mengejar amalan ibadah setiap waktu, namun tidak memperhatikan tubuh yang memerlukan waktu istirahat untuk menjaga daya tahan tubuh. “Kita perlu mengambil waktu sedikit untuk istirahat,” ungkap Dwi menjelaskan.
Langkah keenam, dengan mengelola stres selama bulan puasa, hal ini sebagai moment untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena ini menjadi salah langkah untuk mengelola stres. “Pendekatan spiritual seperti ini dapat menjadi salah satu upaya untuk mengelola stress menjadi lebih baik lagi,” ungkap Dwi.
Dengan menerapkan tips cerdik selama bulan ramadan, ini sebagai salah satu upaya untuk menjaga daya tahan tubuh, sehingga ibadah semakin lancar dan lebih khusyuk. “Selain itu, kondisi saat ini dalam situasi pandemi jadi protokol kesehatan tetap diterapkan dalam kegiatan kita sehari-hari,” tutup Dwi.
Komentar Terbaru