Mengantisipasi musim penghujan, dimana genangan acapkali dijadikan sarang nyamuk demam berdarah untuk berkembang biak, tiga dosen dari Kesehatan Masyarakat Unusa, masing-masing Yauwan Tobing Lukiyono,S.S.T.,M.T, Satriya Wijaya S.KM.,M.Kes dan dr Retna Gumilang, M.Bio Med, melakukan pengabdian masyarakat dengan mengedukasi masyarakat di RT 08 RW 03 Kelurahan Manyar Sabrangan tentang bahaya demam berdarah dengue (DBD).
Salah seorang dosen yang melakukan pengmas, Yauwan Tobing menjelaskan, edukasi yang mereka lakukan adalah sebagai salah satu tindakan mengantisipasi agar warga di wilayah tersebut terhindar dari penyakit DBD. Ini dilakukan saat musim penghujan banyak genangan terjadi di wilayah sekitar kita. “Nyamuk ini suka dengan genangan air sehingga membuat nyamuk bersarang dan berkembang biak sehingga berdampak pada banyak nyamuk aedes aegypti,” ucapnya.
Kasus DBD yang ditemukan di wilayah Jawa Timur masih juga cukup tinggi salah satunya di kota surabaya, meskipun begitu angka prevelensi kejadian mengalami penurunan setiap tahunnya. “Namun kejadian demam berdarah menjadi masalah tersendiri jika tidak diatasi sedini mungkin,” ucapnya.
Salah satu alasan ketiga dosen Kesmas mengedukasi tentang DBD karena pada tahun 2020 di Jawa Timur kasus DBD masih cukup tinggi, secara kumulatif mencapai 7.535 kasus. Masih tingginya kasus DBD ini menjadi salah satu alasan kami untuk melakukan pencegahan agar wilayah tersebut tidak terjadi demam berdarah. Kami mengedukasi untuk melakukan 3 M (menguras, mengubur, dan menutup) yang berpotensi menjadi sarang nyamuk bertelur dan berkembang biak,” jelas Yauwan.
Selain menggunakan cara 3 M, Yauwan menambahkan untuk menaburkan larvasida dan menyebar ikan di tempat penampungan air. “Ini agar larva nyamuk dimakan atau mati sehingga terhindar dari penyakit demam berdarah,” ucapnya.
Yauwan berharap melalui kegiatan Pengmas masyarakat di wilayah Manyar Sabrangan terhindar dari penyakin demam berdarah. “Karena memang efeknya cukup mengkhawatirkan, jadi masyarakat biar faham untuk melakukan langkah kecil seperti 3M,” terangnya.
Salah seorang warga, Junaedi mengaku terbantu dengan edukasi yang dilakukan oleh dosen Unusa. Langkah 3M merupakan langkah kecil yang sering dianggap remeh. “Sehingga tidak jarang di lingkungan ini menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti,” terangnya
Komentar Terbaru