Dosen Program Studi D-IV Analis Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) melakukan pemeriksaan hemoglobin pada remaja putri di Pondok pesantren Sabilul Ulum Al-Hidayah Wonoayu Sidoarjo. Pemerikaan ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat untuk melakukan pemeriksaan penyaring (skrining) anemia pada remaja putri. Kegiatan telah dilaksanakan pada 9 Juni 2024 di Aula Pondok pesantren Sabilul Ulum Al-Hidayah.

Anemia merupakan kondisi medis yang ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin di bawah nilai normal, nilai normal hemoglobin pada remaja putri yaitu 12 sampai 15 g/dL. Pemeriksaan hemoglobin dilakukan pada remaja putri karena merupakan kelompok yang rentan terjadinya anemia. Timbulnya anemia pada remaja putri disebabkan karena menstruasi awal, diet yang tepat serta masa pertumbuhan. Pada kondisi tersebut, maka remaja putri sangat membutuhkan zat besi dalam jumlah yang tepat. Tidak tercukupinya zat besi dalam tubuh akan mengakibatkan anemia.

Kegiatan pengabdian masyarakat di Pondok pesantren Sabilul Ulum Al-Hidayah meliputi penyuluhan anemia dan pemeriksaan hemoglobin. Kegiatan di ikuti oleh 32 santriwati dengan rentang usia 13 hingga 17 tahun. Kegiatan pemeriksaan diawali dengan melakukan wawancara untuk menggali informasi pribadi dan kondisi fisiologi yang bisa mempengaruhi pemeriksaan. Kondisi santriwati yang menstruasi pada saat pemeriksaan bisa menurunkan kadar hemoglobin.

Hasil pemeriksaan hemoglobin di Pondok pesantren Sabilul Ulum Al-Hidayah telah terjaring sebanyak 10 santriwati yang mengalami anemia, dan 5 diantaranya sedang mengalami menstruasi. Dari hasil tersebut ditemukan penderita anemia sebanyak 5 orang dan 5 orang lainya yang sedang menstruasi sehingga perlu dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan penurunan hemogobin.

Anemia yang terjadi pada remaja putri tidak bisa di abaikan karena akan berkembang menjadi anemia ketika ia hamil nanti. Kondisi anemia pada kehamilan lebih membahayakan karena akan berdampak pada perkembangan janin, sehingga janin akan mengalami anemia dan mengganggu perkembangan janin. Janin yang mengalami anemia umunya akan mengalami kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), permasalahan kognitif bahkan hingga kematian ibu dan bayi. Diharapkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat mendapat tindak lanjut berupa pengobatan dan perubahan pola hidup bagi santriwati yang mengalami anemia.