Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kemampuan santri dalam menghadapi ancaman penyakit menular, Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa)[1]  melakukan pengabdian masyarakat di Pondok pesantren Burhanul Hidayah, Sidoarjo[2] . Seperti yang kita ketahui pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang berbasis komunitas, dimana segala aktivitas dilakukan secara bersama dan tinggal bersama dalam waktu yang cukup lama. Hal ini menjadi penyebab mudahnya penyebaran transmisi penularan penyakit. Sehingga sesuai dengan visi keilmuan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Unusa, yang Unggul dalam bidang promotif dan preventif di pesantren, maka pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat pesantren dengan melakukan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan tentang kesehatan.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini alhamdulillah mendapatkan dukungan pendanaan dari Kemendikbudristek[3]  tahun 2024 pada skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat. Pihak pimpinan Pondok Pesantren Burhanul Hidayah, Ustad Khoirul Anwar S. Th. I  juga menyambut baik dan mendukung penuh adanya kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian yang diketuai oleh dosen Ibu Dwi Handayani, S.KM., M.Epid dari Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Unusa

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Edukasi Pengenalan Risiko Penyakit Menular di Pesantren

Kegiatan ini bertujuan agar kader santri memahami jenis-jenis penyakit menular yang sering terjadi di pondok pesantren, seperti Tuberkulosis (TBC), Skabies, Pediculosis capitis dan penyakit lainnya yang dapat menular dengan mudah di lingkungan yang komunal seperti pondok pesantren. Kader diedukasi terkait strategi pengendalian penyakit menular, termasuk mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih, dan menjaga kebersihan lingkungan. Kader santri juga diajarkan tentang pentingnya makanan bergizi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, mereka dilatih untuk berkomunikasi efektif dengan santri lain untuk dapat menyampaikan informasi kesehatan secara jelas dan sederhana.

2. Pelatihan Skrining Penyakit Menular

Kader santri dilatih untuk mengenali gejala-gejala awal penyakit menular. Mereka dipelajari tentang cara melakukan pemeriksaan fisik, pengukuran status gizi melalui pengukuran BB dan TB, dan lain-lain untuk mendeteksi adanya penyakit menular di awal. Pelatihan skrining ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam mendeteksi penyakit sejak dini.

3. Pelatihan Surveilans Berbasis Digital

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader santri dalam mengatasi penyakit menular. Kader santri dilatih untuk mengumpulkan data kesehatan melalui pelaksanaan skrining kesehatan, yang kemudian di input pada Siskestren (Sistem Informasi Survei Kesehatan Pondok Pesantren). Siskestren merupakan produk teknologi informasi berbasis website yang dikembangkan oleh Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Unusa, yang dapat membantu pelaksanaan surveilans upaya deteksi dini risiko kesehatan. Siskestren dapat diakses dengan mudah oleh kader santri melalui komputer atau laptop yang terkoneksi dengan jaringan internet.  Selain itu sistem informasi ini juga dapat terintegrasi langsung dengan puskesmas, sehingga kondisi pesantren dapat dipantau oleh puskesmas untuk dapat merumuskan strategi pencegahan dan penanganan penyakit menular.

Dengan adanya pelatihan surveilans respons penyakit menular, diharapkan kader santri dapat menerapkan secara rutin sebagai upaya deteksi dan untuk mencegah serta mengatasi penyakit menular di pondok pesantren. Oleh karena itu, kegiatan surveilans respons harus terus dilaksanakan dan ditingkatkan untuk pemantauan kesehatan para santri. Dengan melibatkan pengurus, kader santri, dan pihak puskesmas, program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat pesantren

Follow IG: @kesmasunusa

Youtube: Prodi Kesehatan Masyarakat Unusa


website