Remaja merupakan kelompok usia yang rentan mengalami masalah gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih akibat pola konsimsi yang kurang beragam dan kebiasaan memilih makanan cepat saji. Rendahnya keragaman pangan berdampak pada risiko kekurangan zat gizi mikro dan makro, sedangkan pola makan tinggi gula, garam, dan lemak dapat meningkatkan risiko obesitas sentral yang berhubungan dengan penyakit degeneratif di usia dewasa.

Pada tanggal 12 dan 13 Juni 2025, tim pengabdian masyarakat Program Studi S1 Gizi melaksanakan kegiatan ” Edukasi Keragaman Pangan dan Deteksi Dini Obesitas Sentral di SMA Dr. Soetomo Surabaya”. Kegiatan ini diikuti oleh 70 siswa kelas X dengan tujuan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya konsumsi pangan beragam sekaligus memberikan pemeriksaan status gizi melalui pengukuran lingkar perut sebagai indikator obesitas sentral. Metode edukasi menggunakan pendekatan multi-metode, yaitu ceramah interaktif dengan media PowerPoint, diskusi kelas, posteer edukatif, dan kuis menggunakan Kahoot. Pengukuran lingkar perut dilakukan sebelum edukasi dimulai, sehingga siswa dapat mengetahui status obesitas sentralnya berdasarkan batas lingkar perut yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan (≥90 cm untuk laki-laki dan ≥80 cm untuk perempuan).

Antusiasme siwa sangat tinggi, terlihat dari keaktifan mereka dalam menjawab dan memberi pertanyaan, berdiskusi, dan mengikuti permainan kuis. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan skor rata-rata pengetahuan dari 72,85 menjadi 86 setelah eddukasi. Dari hasil pemeriksaan lingkar perut, 6 siswa memiliki lingkar perut melebihi batas normal, sehingga diberikan saran gizi dan aktivitas fisik untuk pencegahan obesitas sentral. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga kesadaran bagi remaja untuk mulai menerapkan pola makan yang beragam dan seimbang, memperbanyak konsumsi pangan lokal, serta rutin memantau status gizi secara mandiri.