TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dosen Unusa, Wiwik Afridah, S.KM., M.Kes., membagikan ceritanya mengenai semangatnya yang tak pernah kencor untuk terus mencoba tantangan baru. Pengalamannya sebagai seorang perawat membawanya menjadi tenaga pengajar di Akademi Keperawatan (Akper) Lumajang hingga dosen Unusa.
“Awal mengajar, saya sempat grogi, namun karena keluarga besar saya dari keluarga pengajar, membuat saya percaya diri untuk tetap mengajar,” terang wanita berusia 45 tahun tersebut, Senin (26/4/2021).
Wiwik menambahkan, sebelum dirinya menjadi seorang pengajar, ia sempat mengikuti Pekerti selama delapan bulan di Unesa. “Setelah dinyatakan mahir mengajar itu saya langsung menjadi seorang pengajar,” ungkapnya.
Keinginannya untuk melanjutkan kuliah dan menjadi seorang sarjana sangat besar, sehingga ia kemudian memutuskan untuk masuk di jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair).
“Kalau kuliah S1 Keperawatan adanya cuma pagi, jadi saya beranikan untuk kuliah S1 Kesehatan Masyarakat Unair, karena memang masuk sore dan ada kelas karyawan,” ungkap wanita kelahiran Lumajang, 14 November 1976 itu.
Selama mengenyam pendidikan di Unair, Wiwik mengaku tidak mengalami banyak kesulitan untuk memahami berbagai mata kuliah di prodi tersebut.
“Karena dulu saat diprodi keperawatan, ada mata kuliah promosi kesehatan, dan mata kuliah Ilmu Komunitas (epidemiologi), apalagi kedua mata kuliah tersebut masuk dalam Ilmu Keperawatan Komunitas,” jelasnya.
Saat ini dirinya sedang menikmati waktunya menjadi seorang dosen Unusa sekaligus menjabat sebagai Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Kerja Sama Unusa dengan berbagai tantangan dan pengalaman barunya. “Saya selalu didukung dan diberikan arahan para pimpinan, sehingga membuat saya bisa menyelesaikan tugas-tugas dan belajar banyak ilmu baru beserta pengalamannya,” ucapnya. (*)
Komentar Terbaru