Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober 2025, Dinas Kesehatan bersama Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) menyelenggarakan kegiatan Gerakan Aksi Bergizi Cegah Stunting di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah. Acara ini diikuti oleh ratusan santri dengan penuh antusias.

Kegiatan dimulai sejak pagi hari dengan rangkaian aktivitas yang sederhana namun penting untuk mendukung kesehatan santri. Dimulai dengan gerakan cuci tangan pakai sabun, santri diajak memahami bahwa kebersihan adalah langkah pertama mencegah penyakit menular di lingkungan pesantren. Setelah itu, seluruh peserta melanjutkan dengan sarapan sehat bersama serta minum Tablet Tambah Darah (TTD) serentak bagi santri putri sebagai upaya pencegahan anemia—salah satu faktor risiko terjadinya stunting.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari dua dosen UNUSA, yaitu narasumber dari Prodi Kesehatan Masyarakat, yang membawakan dua tema utama: PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Pesantren dan Pola Gizi Seimbang.

Dalam sesi pertama, pemateri menjelaskan bahwa menjaga kesehatan merupakan bagian dari ajaran Islam. Banyak ibadah seperti wudhu, mandi, dan pola makan halal-thayyib secara langsung mengajarkan umat untuk hidup bersih. Para santri juga diperkenalkan berbagai tantangan kesehatan di pesantren, seperti penyakit menular (flu, diare, skabies) maupun penyakit tidak menular seperti anemia dan malnutrisi. Narasumber menekankan pentingnya penerapan PHBS, mulai dari mencuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, tidak merokok, hingga menggunakan jamban sehat.

Pada sesi kedua, materi tentang Gizi Seimbang disampaikan dengan pendekatan yang mudah dipahami. Dijelaskan bahwa gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan tubuh sesuai prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, serta pemantauan berat badan. Pemateri juga memperkenalkan konsep “Isi Piringku”, yaitu panduan komposisi satu piring makan yang ideal: 50% sayur dan buah, serta 50% karbohidrat dan protein. Para santri diberi contoh menu sederhana dan terjangkau yang dapat diterapkan sehari-hari. Mereka juga diingatkan untuk membatasi makanan tinggi gula, garam, dan lemak; serta tetap membiasakan sarapan pagi.

Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan berharap santri tidak hanya memahami pentingnya PHBS dan gizi seimbang, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar tumbuh sehat, kuat, dan terhindar dari risiko stunting.