Surabaya – Wiwik Afridah, S.KM., M.Kes., selalu menyukai tantangan baru, hal ini membuat dirinya terpacu untuk terus belajar. Melalui tantangan baru tersebut, membuat dirinya bisa belajar banyak ilmu baru. Pengalaman menjadi seorang perawat membuat dirinya dulu pernah bekerja di Akademi Keperawatan (Akper) Lumajang sebagai dosen. “Awal mengajar, saya sempat grogi, namun karena keluarga besar saya dari keluarga pengajar, membuat saya percaya diri untuk tetap mengajar,” jelas wanita berusia 45 tahun ini, Senin (26/4).

Wiwik mengungkapkan, sebelum mengajar, dirinya mengikuti Pekerti selama delapan bulan di Unesa. “Setelah dinyatakan mahir mengajar itu, saya langsung menjadi seorang pengajar,” ungkap Wiwik.

Karena ingin melanjutkan kuliah dan menjadi seorang sarjana, Wiwik memutuskan untuk masuk di S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair). “Kalau kuliah S1 Keperawatan adanya cuma pagi, jadi saya beranikan untuk kuliah S1 Kesehatan Masyarakat Unair, karena memang masuk sore dan ada kelas karyawan,” ungkap wanita kelahiran Lumajang, 14 November 1976 silam.

Selama mengenyam pendidikan di Kesehatan Masyarakat Unair, Wiwik mengaku tidak mengalami banyak kesulitan untuk memahami berbagai mata kuliah di prodi Kesmas. “Karena dulu saat di prodi keperawatan, ada mata kuliah promosi kesehatan, dan mata kuliah Ilmu Komunitas (epidemiologi), apalagi kedua mata kuliah tersebut masuk dalam Ilmu Keperawatan Komunitas,” ucap Lulusan MAN 1 Jember.

Saat ini Wiwik menikmati menjadi seorang dosen Unusa sekaligus menjabat sebagai Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Kerja sama Unusa, dengan berbagai tantangan dan pengalaman barunya. “Saya selalu didukung dan diberikan arahan para pimpinan, sehingga membuat saya bisa menyelesaikan tugas-tugas dan belajar banyak ilmu baru beserta pengalamannya,” ucapnya.