Surabaya – Mahasiswa angkatan 2018 Program Studi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Unusa melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di kawasan Kelurahan Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya. Mereka mengajak masyarakat di dua RW Kelurahan itu untuk mengelola sampah melalui pembuatan Bank Sampah. Ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk mencegah penumpukkan sampah di wilayah itu.
Ketua Pelaksana PKL, Farikha Dwi Nur Aini menjelaskan, dalam PKL kali ini para mahasiswa mengedukasi dan menginisiasi masyarakat di dua RW, masing-masing RW 03 dan RW 05 untuk membuat Bank Sampah. Pilihan untuk membuat Bank Sampah, karena banyaknya tumpukan sampah di Tempat pembuangan Akhir (TPA), sehingga perlu adanya pemilahan sampah terlebih dahulu di tingkat RT hingga RW sebelum ke TPA.
“Banyaknya tumpukan sampah membuat kami terinspirasi membuat Bank Sampah. Hasilnya dapat ditabung dari tiap rumah untuk membantu perekonomian di tengah Pandemi saat ini,” ungkap Farikha, Selasa (16/3).
PKL yang dilakukan para mahasiswa berdurasi lima minggu, materi yang disampaikan antara lain dalam bentuk pelatihan bagaimana membuat dan mengelola Bank Sampah. “Kami mengajarkan pembukuan hingga penjualan dari sampah yang terkumpul di Bank Sampah,” jelas Farikha.
Mahasiswa ini juga menginisiasi Program KASEB (Kendangsari Sehat dan Bersih). Bertujuan untuk membiasakan warga hidup sehat dan bersih serta bisa memanfaatkan dan mengolah sampah yang mereka dihasilkan. “Kami mengajarkan juga bagaimana membuat pupuk kompos dengan teknik takakura, pupuk kompos organik ini bisa dimanfaatkan oleh mereka sendiri,” ucapnya.
Ketua RW 05, Marto mengaku senang dengan adanya bimbingan dari mahasiswa Unusa dalam mengolah sampah. Dengan hasil ini, membuat sampah yang akan dibuang ke TPA berkurang volumenya. “Karena banyak hasil pilahan sampah yang dijadikan pupuk hingga ada yang dimasukkan ke Bank Sampah,” katanya.
Marto mengungkapkan, sebelumnya RW sangat kesulitan dalam membuat Bank Sampah, tapi melalui arahan dari mahasiswa membuat warga mulai paham dengan cara menabung ke Bank Sampah. “Hasilnya nanti bisa dirasakan warga saat Lebaran tiba, dimana penghasilan dari Bank Sampah direncanakan akan dibagikan ke warga. Mereka tidak menyadari kehadiran Bank Sampah telah memberi pemasukan tambahan,” katanya menjelaskan.
Sementara Ketua RT 03 RW 05, Moch. Taqiyuddin Abror mengaku jika di rumahnya penghasil sampah cukup besar. Dengan adanya proses pengolahan dan pemiliahan sampah membuat sampah yang di hasilkan tidak lagi banyak. “Sebelumnya sampah saya satu bak penuh, kini saya suda bisa mengurangi,” jelasnya.
Abror mengaku dari bimbingan pata mahasiswa ini membuat warga mulai memilah sampah yang dihasilkan dari rumah masing-masing. “Jadi sekarang masyarakat mulai aktif memilah-milah mana sampah yang bisa masuk ke Bank Sampah dan mana yang bisa diolah menjadi kompos,” katanya mengungkapkan. (sar humas)