Saat ini arah perkembangan globalisasi pada bidang teknologi digital semakin menjadi sorotan. Masyarakat dituntut untuk dapat beradaptasi dengan digitalisasi. Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan keagamaan juga dituntut untuk dapat beradaptasi menerima perubahan masa kini, yakni dengan mampu memanfaatkan teknologi digital. Transformasi digital di pesantren tidak hanya berkaitan dengan layanan pendidikan. Selain mengoptimalkan layanan pendidikan, pesantren juga memiliki tugas penting dalam hal menjaga kesehatan masyarakat pesantren. Karena diketahui bersama bahwa di pesantren banyak ditemukan permasalahan kesehatan yang cukup kompleks.

Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi yang turut berupaya dalam mengembangkan teknologi digital di bidang kesehatan masyarakat, berinisiatif untuk memperkenalkan teknologi informasi yang bernama SISKESTREN (Sistem Informasi Survei Kesehatan Pondok Pesantren). SISKESTREN merupakan sistem informasi berbasis web yang dapat digunakan dalam proses pencatatan dan pelaporan Survei Mawas Diri (SMD) di lingkungan Pondok Pesantren sebagai upaya deteksi dini risiko kesehatan. SISKESTREN dapat diakses dengan mudah oleh pengurus pondok pesantren melalui komputer, laptop, atau smartphone yang terkoneksi dengan jaringan internet. Selain itu sistem informasi ini juga dapat terintegrasi langsung dengan puskesmas, sehingga kondisi pesantren dapat dipantau oleh puskesmas untuk dapat dilakukan intervensi kesehatan. Penyebarluasan penerapan teknologi informasi SISKESTREN ini dilakukan melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang berhasil lolos didanai oleh Kemdikbud Ristek Dikti tahun 2022. Pada tahun ini pelaksanaan pengabdian dilakukan di Pesantren Mahasiswa An-Nur, Surabaya yang merupakan pesantren modern dan telah beradaptasi dengan teknologi. Kegiatan pengabdian yang diketuai oleh Dwi Handayani, S.KM., M.Epid, mendapatkan antusias yang baik dari santri husada yang menjadi peserta. Sebelum santri dilatih menggunakan aplikasi SISKESTREN, mereka mendapatkan penyuluhan tentang SMD, pelatihan pengukuran status gizi, penilaian risiko kesehatan santri dan lingkungan pesantren. Hasil dari pelatihan penerapan teknologi ini menunjukkan santri husada dapat dengan mudah mengakses dan mengaplikasikan SISKESTREN. Fitur yang disediakan juga mudah dimengerti oleh santri husada dan hasil SMD dapat muncul secara otomatis. Penerapan teknologi informasi SISKESTREN ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara terus menerus di pesantren agar tercipta kemandirian pesantren dalam mendeteksi risiko kesehatan, sehingga derajat kesehatan masyarakat pesantren dapat meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan pendampingan untuk keberlanjutan kegiatan pencatatan pemantauan risiko kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi SISKESTREN. Harapannya aplikasi ini dapat dimanfaatkan lebih luas lagi ke berbagai pesantren modern.