Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, diantaranya beranekaragam adat istiadat, bahasa, sampai makanan yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Budaya terkait makanan di Indonesia yang hingga saat ini masih diterapkan oleh beberapa wilayah yaitu food taboo. Food taboo merupakan pantangan makan terhadap jenis makanan tertentu. Di Pulau Jawa, hingga saat ini terdapat budaya pantangan makan bagi beberapa kondisi, misalnya pada ibu hamil, nifas, dan menyusui. Budaya food taboo ini dipercaya dapat menghindarkan apa yang diyakini berbahaya bagi ibu dan bayinya.

Beberapa contoh tabu makanan pada ibu hamil di Pulau Jawa yaitu, ibu hamil dilarang makan ikan lele karena kumis lele akan menyebabkan kesulitan saat melahirkan, kepala bayi menjadi besar seperti lele, dan anak menjadi nakal. Contoh lainnya adalah ibu hamil dilarang makan udang karena dapat menyebabkan darah bau amis, sulit melahirkan, dan badan anak menjadi bungkuk. Serta masih banyak contoh yang lainnya, bukan hanya menghindari makanan sebagai sumber protein hewani tapi juga beberapa jenis sayur dan buah (daun melinjo, kubis, kangkong, nanas, pisang dempet, dll).

Faktor budaya food taboo yang berkaitan dengan konsumsi pangan ibu hamil akan berpengaruh terhadap status gizi ibu. Kepercayaan yang beredar di masyarakat dengan menghindari makanan tertentu saat kehamilan bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya. Namun faktanya bahwa food taboo justru dapat meningkatkan risiko defisiensi zat gizi pada ibu hamil, khususnya protein, lemak, vitamin A, vitamin E, dan zat besi.

Berdasarkan data dari Studi Diet Total (SDT) tahun 2014, gambaran asupan makanan pad aibu hamil cukup memprihatinkan. Hal tersebut dilihat dari proporsi ibu hamil dengan tingkat kecukupan protein <80% angka kecukupan protein (AKP). Ibu hamil yang tidak mampu memenuhi kebutuhan protein selama kehamilan akan berisiko mengalami anemia karena kurangnya pembentukan hemoglobin dan sel darah merah. Anemia pada ibu hamil menjadi masalah serius karena merupakan salah satu penyebab tak langsung kematian ibu. Berdasarkan riset yang telah dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri menyatakan bahwa ibu hamil yang menerapkan budaya food taboo berisiko mengalami anemia dibandingkan ibu hamil yang tidak menerapkan budaya food taboo.

Guna menghindari masalah gizi selama kehamilan, ibu hamil hendaknya mengonsumsi makanan sesuai dengan gizi seimbang dan kondisi kesehatannya. Sejatinya ibu hamil dianjurkan untuk makan beranekaragam makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Semua makanan yang baik dan sehat boleh dikonsumsi oleh ibu hamil. Masa kehamilan yang merupakan bagian penting dari 1000 HPK merupakan masa yang penting untuk memenuhi kebutuhan gizi. Karena asupan zat gizi pada ibu hamil berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin dalam rahimnya.

Sehingga penting bagi ibu hamil untuk dapat memenuhi kebutuhan gizinya dan tidak menerapkan budaya food taboo. Bukan berdasarkan adat, namun ibu hamil hendaknya menghindari makanan yang kurang baik seperti junk food, minuman bersoda, rokok, dan alkohol. Penulis menyarankan pada masa kehamilan tidak menerapkan budaya food taboo, konsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan dan konsultasi kepada petugas Kesehatan menganai makanan yang perlu dihindari sesuai dengan keadaan Kesehatan ibu.

Gambar piramida food taboo yang dipercaya oleh ibu hamil dari berbagai suku/daerah di Indonesia