Eliminasi TB 2030 diharapkan kasus baru TBC di Indonesia menjadi 65/100.000 penduduk. Kasus
TBC di Indonesia di tahun 2021 merupakan jumlah kasus TBC tertinggi ke-2 di Dunia (356/100.000),
diperkirakan dari 10,6 juta kasus TBC di Dunia yang tercatat oleh WHO di tahun 2021, lebih dari dua
pertiga kasusnya disumbang oleh 8 Negara yakni berturut turut: India (28%), Indonesia (9,2%), Cina
(7,4%), Filipina (7,0%), Pakistan (5,8%), Nigeria (4,4%), Bangladesh (3,6%) dan Republik Demokrasi
Kongo (2,9%).
Tuberkulosis merupakan salah satu jenis penyakit menular yang ditemukan oleh Dr. Robert Koch
seorang ahli mikrobiologi pada tahun 1882. Sudah genap 77 tahun sejak TBC ditemukan, namun kasus
TBC di Indonesia masih terus mengalami kenaikan. TBC ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis. Penyakit TBC menyebabkan penderita mengalami batuk berdahak, batuk darah, demam,
keringat malam, penurunan berat badan, hingga berakibat kematian. Penyakit ini dapat ditularkan
melalui droplet yang biasanya diseksresikan ketika batuk atau bersin.
Melihat potensi penyakit membahayakan kesehatan masyarakat dan dalam rangka mencapai target
program eliminasi TBC tahun 2030, Pemerintah tidak tinggal diam, berbagai upaya dilakukan di
Indonesia diantaranya:

  1. Imunisasi BCG
    Imunisasi BCG merupakan program esensial pemerintah yakni imunisasi dasar lengkap,
    diantaranya memberikan vaksin BCG pada seluruh lapisan masyarakat yang berusia 1 bulan.
    Imunisasi ini diberikan untuk mencegah bayi untuk terinfeksi tuberculosis.
  2. Surveilans TBC
    Surveilans merupakan kegiatan pengamatan, pencatatan, analisis, pelaporan dan diseminasi
    hasil yang dilakukan secara terus menerus untuk memberikan gambaran masalah dalam hal
    ini kasus TBC. Sehingga dapat memberikan masukan pembuatan kebijakan yang sesuai untuk
    menangani masalah tersebut. Surveilans TBC di Indonesia ada yang pasif dan aktif, pasif
    ketika pengumpulan datanya diambil dari data sekunder pencatatan kasus di setiap fasyankes.
    Sedangkan aktif adalah kegiatan surveilans yang pengumpulan datanya ditujukan untuk
    menemukan kasus baru dengan skrining orang disekitar pasien.
    2
  3. TOSS TBC (Temukan dan Obati Sampai Sembuh)
    Merupakan gerakan kampanye kesehatan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi
    masyarakat dalam menekan angka TBC di Indonesia. Pendekatan yang digunakan yakni
    menemukan gejala serupa TBC secara masif untuk didiagnosis, diobati dan diawasi sampai
    sembuh agar dapat memutus rantai penularan.
  4. TPT (Terapi Pencegahan Tuberkulosis)
    TPT ini merupakan pendekatan eliminasi TB pada kelompok TB laten yaitu orang yang
    memiliki bakteri TBC di dalam paru-parunya namun orang tersebut tidak sakit. Meskipun
    orang ini tidak akan menularkan apabila tidak batuk, namun seseorang tidak selalu dalam
    kondisi sehat. Sehingga dalam rangka mengurangi kemungkinan sakit TBC ketika imunitas
    tubuh menurun dan berpotensi menularkan ke orang lain, munculah upaya ini. TPT ini yakni
    memberikan OAT kepada kelompok TB Laten untuk mencegah sakit TBC.
  5. Peningkatan kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan TBC
    Peningkatan kapasitas fasyankes ini dilakukan pemerintah mulai dari pemerataan layanan
    TBC, peningkatan kemampuan SDM, peningkatan infrastruktur faskyankes agar tidak
    mendukung penularan TBC di area fasyankes, serta pengadaan alat dan bahan diagnosis serta
    obat obatan.Berdasarkan kelima upaya yang telah digencarkan pemerintah, mari kita sebagai warga negara yang
    baik mendukung program tersebut. Yakni dengan mendapatkan imunisasi dasar lengkap untuk anak,
    memahami gejala dan tanda TBC, mengedukasi orang disekitar anda mengenai TOSS TBC dan TPT,
    tidak ada salahnya melakukan skrining TBC, berobat ke faskes segera apabila sakit, apabila
    terdiagnosis TBC jangan panik dan lakukan pencegahan penularan dengan tepat dan pengobatan
    dengan tuntas.
    Salam TOSS TBC