Dr. Rahayu Anggraini, SKM, M.Si

Pengabdian pada masyarakat berupa pemeriksaan laboratorium dengan parameter glukosa, asam urat, dan kolesterol pada Posyandu lansia di Desa Simo Angin-Angin Sidoarjo pada bulan Juni 2023, melalui 3 tahapan. Pertama para lansia diberikan penyuluhan tentang bahaya hipertensi dan kedua skrening hipertensi menggunakan alat tensimeter. Pada Tahap kedua ini terjaring 34 perempuan dan 6 laki-laki menderita hipertensi dengan systole lebih dari 140 mm Hg dan diastole lebih dari 90 mmHg. Pada Tahap ketiga dilakukan Pemeriksaan laboratorium dengan parameter glukosa, asam urat, dan kolesterol. Hasil pengabdian didapatkan rata-rata systole: 152 mmHg; SD ± 21,4 (Normal < 140 mmHg) dan rata-rata diastole: 93 mmHg; SD ±11,9 (Normal < 90 mmHg), rata-rata kadar Glukosa darah sewaktu : 122 mg/dL SD ± 72,1 (Normal < 140 mg/dL), dan rata-rata kadar Asam urat: 5,23 mg/dL: SD ± 2,83 (Normal < 6 mg/dL), serta rata-rata kadar Kolesterol: 204 mg/dL; SD ± 26,4 (Normal < 200 mg/dL), sehingga dapat disimpulkan kejadian hipertensi dapat memicu peningkatan kadar kolesterol yang berbahaya terhadap organ jantung. Hasil penelitian Ani Astuti di tahun 2020, pada responden hipertensi sebanyak 69,4% mengalami infark miokard dari hasil uji statistic terdapat hubungan bermakna dengan nilai p=0,006 (p<0,05) dan OR=6,328, 95% Cl = 1,787-22,409. Selanjutnya pada responden hiperkolesterolemia mengalami kejadian infark miokard dengan nilai p=0,022 (p<0,05), dan OR=3,818, 95% Cl = 1,332- 10,942. Kesimpulan hasil penelitian Ani Astuti ini menunjukkan kejadian hipertensi dan Kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) mempunyai kontribusi terhadap kejadian infark miokard, sehingga orang dengan hipertensi dan Kolesterol tinggi sangat berisiko untuk menderita infark miokard. Hasil penelitian Astannudin Syah pada tahun 2020, tentang kadar kolesterol tinggi dihubungkan dengan kejadian stroke di RSUD Ulin Banjarmasin, terdapat hubungan yang signifikan dengan p value= 0,004 (p<0,05), dan hubungan antara hipertensi dengan kejadian stroke didapatkan p value 0,031 (p<0,05). Namun menurut Astannudin Syah, tidak terdapat hubungan yang signifikan hipertensi dengan hiperkolesterolemia. Hasil uji statistic didapatkan tidak terdapat hubungan hipertensi dengan hiperkolesterolemia dengan p value 0,129 (p>0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak selalu pada penderita hipertensi memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Namun pada pengabdian pada masyarakat pada penderita hipertensi juga menderita hiperkolesterolemia, sehingga pada lansia di desa Simo Angin-Angin Sidoarjo perlu segera dikelola hipertensinya dan kadar kolesterolnya agar tidak terjadi infark miokard atau stroke.