Masa remaja merupakan suatu proses perubahan hidup menuju kematangan fisik dan kematangan emosi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa remaja, seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik yang sangat pesat, sehingga sangat mempengaruhi status gizi dan kesehatannya. Sindrom metabolik meningkatkan risiko berbagai penyakit. Pencegahan dilakukan khususnya pada santri pondok pesantren dengan memberikan edukasi terkait pola makan gizi seimbang.  Pendidikan gizi adalah pendidikan gizi dengan pendekatan penyebaran informasi gizi berdasarkan prinsip-prinsip ilmu gizi berupa informasi yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi seperti cara memilih makanan bergizi, pola makan seimbang, kebiasaan makan, pantangan makanan, makanan berkaitan dengan berbagai penyakit dan menjaga berat badan ideal.

Obesitas merupakan salah satu penyakit tidak menular, dimana penyakit tidak menular ini dapat menyebabkan sindrom metabolik. Untuk mencegah timbulnya sindrom metabolik, tersedia layanan kepentingan umum untuk mencegah sindrom metabolik dengan melakukan skrining kadar gula darah. Sindrom premetabolik melibatkan pencegahan responden mengendalikan kadar gula darah mereka. Selain pengendalian gula darah, diberikan juga edukasi mengenai pola makan gizi seimbang. Pola makan seimbang akan disampaikan melalui bookleat yang diberikan kepada responden, serta poster yang akan dipasang di ruang kesehatan pondok pesantren. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat adalah “Skrining Kadar Glukosa dan Edukasi Gizi Seimbang untuk Mencegah Premetabolisme pada Responden PP Al Hidayah 2 Bangkalan”, ujar Rizki Nurmalya Kardina

Rizki menyampaikan dari hasil abdimas yaitu hasil pemeriksaan kadar glukosa darah responden berada dalam kategori pre-diabetes (< 200 mg/dl) sebanyak 15 responden (66,7%). Hampir seluruh responden berdasarkan hasil skrining kadar glukosa darah dibawah nilai normal. Skrining kadar glukosa darah dilakukan untuk mendeteksi pra sindrom metabolik salah satunya penyakit tidak menular yaitu diabetes mellitus. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diperoleh jika pola makan yang dikonsumsi selama di PP Al Hidayah 2 Bangkalan adalah sesuai dengan yang ada di pondok dan pada hari libur reponden membeli makana diluar pondok.  Pada responden yang memiliki kadar glukosa darah dibawah (< 200 mg/dl) memiliki pola makan yang cenderung mengkonsumsi makanan yang apa adanya yang responden dapat di pondok pesantren. Responden yang memiliki glukosa darah dibawah rata rata sering mengkonsumsi sayuran saja. Sayuran yang sering dikonsumsi adalah bayam, kangkung, wortel, ujar Rizki.

Rizki juga menyampaikan juga ada beberapa responden yang memiliki kadar glukosa yang tinggi sebanyak 5 (33,3%) responden. Pola makan yang dikonsumsi oleh responden yang memiliki kadar glukosa tinggi adalah sering mengkonsumsi minuman manis dan konsumsi makanan diluar yang biasa dikonsumsi pada saat istirahat. Konsumsi makanan manis dan jajanan yang tinggi gula rendah serat yang berlebih dapat mengakibatkan terjadinya sindrom metabolik (diabetes mellitus).